Rabu, 29 Juni 2011

Banyak Minum Alkohol Terkait Risiko Pneumonia

Penelitian baru dari Denmark, menunjukkan bahwa peminum berat alkohol lebih sering berakhir di rumah sakit karena pneumonia (radang paru-paru) daripada mereka yang berhati-hati pada alkohol.

Tetapi, hanya peminum terbanyak - pria yang mengatakan mereka minum lebih dari 50 minuman dalam seminggu - yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi.

Penelitian itu bukan yang pertama menggambarkan garis antara alkohol dan pneumonia. Para peneliti belum yakin bahwa minum alkohol menimbulkan pneumonia - alkohol bisa dikaitkan dengan penyakit kronos seperti liver dan gangguan jantung, contohnya.

Dalam laporan belum lama ini, Dr Reimar Wernich Thomsen, dari Aarhus University Hospital, dan rekan-rekannya menggunakan data dari penelitian penelitian luas kesehatan Denmark, termasuk lebih dari 45.000 orang berusia 50 hingga 64 tahun, yang tidak pernah mengidap pneumonia.

Semua partisipan mengisi survei pada awal penelitian, yang termasuk pertanyaan mengenai seberapa sering mereka minum bir, anggur dan minuman keras. Para perempuan dilaporkan rata-rata minum enam minuman setiap minggu, sementara para pria mengatakan mereka mereka minum 12 minuman per minggu.

Selama 12 tahun ke depan, kira-kira empat persen peserta masuk rumah sakit karena pneumonia.

Para peneliti melaporkan dalam "European Respiratory Journal", tanpa memperhatikan seberapa banyak mereka mengatakan mereka minum, mulai dari nol hingga lebih dari 35 minuman setiap minggu - para perempuan memiliki risiko pneumonia serupa.

Bagaimanapun juga, pria yang minum lebih dari 50 minuman setiap minggu kira-kira 80 persen lebih cenderung masuk rumah sakit karena pneumonia daripada mereka yang minum antara satu dan enam setiap minggu, setelah menghitung faktor seperti merokok dan berat badan.

Kira-kira satu dari tiga puluh pria minum dengan cukup untuk menempatkan dirinya dalam kategori itu.

Saat Thomsen dan rekan-rekannya juga memperkirakan penyakit kronis lain yang dikembangkan pria, kaitan antara alkohol dan pneumonia tetap ada, tetapi lebih lemah.

"Gagasan umumnya adalah alkohol merusak sistem kekebalan, setiap bagian sistem kekebalan," kata Dr. Andriy Samokhvalov, dari Toronto's Center for Addiction and Mental Health, yang tidak terlibat dalam penelitian baru, seperti dikutip Reuters.

Bila minum secara berlebihan mengantar pada pneumonia, seberapa banyak tepatnya minuman yang dibutuhkan seseorang untuk meningkatkan risiko masih belum pasti. Dan, itu tidak membantu karena penelitian mengandalkan laporan konsumsi minum mereka sendiri, yang akan memperlemah hasilnya.

Berdasarkan Samokhvalov,"Kami pikir seharusnya ada ambang penerimaan isyarat mengenai minum empat kali per hari."

Baik pria dan wanita memiliki risiko pneumonia lebih tinggi bila mereka jarang minum dalam dosis tinggi, daripada mabuk selama seminggu.

Para peneliti setuju masuk akal bila orang yang mabuk-mabukan dan tidak sadar akan menghambat sistem kekebalan mereka.

Dr. Marjolein de Wit, mengatakan bahwa orang yang sering minum juga memiliki risiko lebih tinggi mendapat infeksi seperti pneumonia di rumah sakit saat mereka mengaku untuk alasan lain. Dan, saat mereka terinfeksi, risiko kematian mereka lebih tinggi. De Wit mempelejari alkohol dan penyakit kritis di Virginia Commonwealth University di Richmond.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar