MENYUSUI bayi berlama-lama kerap dilakukan para ibu dengan maksud dan tujuan beragam. Ada yang melakukannya supaya bayi kenyang, nyaman atau pun untuk membuat tertidur.
Menyusui dengan menuruti keinginan bayi atau dikenal dengan istilah baby-led method ini biasanya banyak direkomendasikan bagi para ibu baru. Namun begitu, metode ini belum tentu yang terbaik bagi sang ibu maupun bayi. Bahkan menurut sebuah riset di Inggris, menyusui dengan tempo singkat tetapi teratur justru lebih baik dan efektif bagi penambahan berat badan bayi.
Seperti dilaporkan dalam jurnal Archives of Disease in Childhood, metode ´short breastfeed´ diklaim lebih bermanfaat daripada menyusui hanya semata menuruti keinginan bayi.
Kesimpulan ini diambil peneliti asal Bradford yang memantau aktivitas 36 ibu yang memberi ASI ekslusif. Peneliti menemukan, pemberian ASI secara teratur hingga maksimal 10 menit untuk setiap sesi menghasilkan peningkatan berat badan signifikan serta rata-rata menyusui yang lebih tinggi.
Namun begitu, para bidan di Inggris berpendapat bahwa metode ´short breastfeed´ ini tidak akan dapat diterapkan pada semua ibu menyusui.
Peneliti, yang dipimpin Dr Anne Walshaw, mencatat bahwa rendahnya penambahan berat badan pada bayi yang memperoleh metode ´baby-led´ merupakan fakta yang banyak terjadi.
Untuk itulah, para dokter di Bradford merekrut 36 ibu untuk dilibatkan dalam riset. Setengah dari partisipan diinstruksikan menyusui ketika bayi meminta dan menawarkannya lagi jika bayi masih menunjukkan tanda-tanda lapar.
Setengah partisipan lainnya diinstruksikan menyusui maksimal 10 menit dan setiap sesi bisa berjarak tiga jam pada siang hari dan, bila perlu boleh dilakukan di malam hari.
Riset menunjukkan, kurang dari 50 persen bayi pada kelompok yang mendapat metode ´baby-led´ masih menyusui setelah sekitar 3 bulan. Sementara bayi yang mengikuti metode tradisional prosentasenya mencapai tiga perempat.
Selain itu, para bayi di kelompok ´baby-led´ dan yang menyusui lebih dari 10 menit setelah sesi pertama, keduanya mencatat penambahan berat yang kurang baik dalam usia enam hingga delapan pekan.
Peneliti mengindikasikan, metode ´baby-led´ dapat mengganggu sistem tubuh ibu dalam memproduksi ASI. Para ibu memerlukan hormon oksitosin yang berfungsi memacu sejenis ketenangan atau refleks, yang menyebabkan air susu beredar dari sel-sel payudara melalui pembuluh hingga puting payudara. Jika bayi tetap menyusui dalam waktu lama, produksi oksitosin akan terhambat.
Peneliti juga menjelaskan, jika bayi tidak mendapat ASI susulan atau second breast, payudara ibu akan penuh pada setiap kali menyusui. Selain itu tubuh akan menghasilkan protein yang akan menghentikan produksi susu, sehingga hal in akan mengganggu proses pemberian AS selama berjam-jam bahkan berhari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar