Film seringkali jadi monopoli masyarakat di kota besar. Masyarakat daerah yang ingin menonton film mengalami kesulitan karena tidak adanya gedung bioskop.
"Banyak dari daerah yang mau nonton film-film Indonesia seperti Laskar Pelangi atau Ayat-Ayat Cinta tapi enggak bisa nonton karena tidak ada bioskop," tutur Menbudpar Jero Wacik pada acara Hari Film Nasional ke-61 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (30/3/2011).
Ia menambahkan bahwa saat ini Indonesia kekurangan gedung bioskop. "Kita punya 672 layar bioskop. Target saya di tahun 2014 kalau bisa ada 1.000 layar. Kalau film impor tidak ada, bisa-bisa malah layar bioskop berkurang. Selama menunggu film masuk, sayangnya saya cuma bisa menghimbau walikota," kata Jero.
Himbauan tersebut, lanjutnya, adalah saat ada pihak yang mengajukan IMB untuk pembuatan mal, agar diloloskan dengan syarat harus membangun layar bioskop.
Ia menuturkan, pihaknya akan menjalankan 10 mobil film. "Mobil film ini nanti berkeliling ke daerah-daerah. Nanti dari mobil keluar layarnya. Jadi, masyarkat di daerah juga dapat nonton film," katanya.
Pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata juga akan membuat fakultas perfilman. Menurut Direktur Perfilman Kemenbudpar Syamsul Lussa, mobil film keliling ini akan mulai beroperasi pada bulan April 2011. "Saya niat bikin fakultas perfilman. Tim sudah mulai mengerjakan mau dibikin di mana, apa membesarkan yang di IKJ, atau bikin di ITB atau di ISI . Kita sedang kaji lokasi di mana," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar