Kasatreskrim Polres Kota Bogor AKP Indra Gunawan mengungkapkan, sejauh ini kepolisian baru menerima satu buah laporan korban penipuan Selly Yulistiawaty alias Rasellya Rahman Taher (25). Modus yang dilakukan yakni dengan menawarkan ponsel Esia dengan harga murah.
"Sejauh ini baru ada satu korban. Dia kena tipu karena diiming-imingi binis HP Esia," ucap AKP Indra Gunawan, Rabu (30/3/2011), saat dijumpai di kantornya.
Diketahui korban adalah Vica Priharin, warga kota Bogor. Laporan dilakukan pada tahun 2009, tapi polisi kehilangan jejak Selly. Baru pada Maret 2010, Polres Kota Bogor memasukkan mantan karyawati Hotel Gran Mahakam itu ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Namun, Indra mengungkapkan besar kemungkinan tidak hanya Vica yang menjadi korban karena pihaknya juga mendapat kabar ada korban dari daerah lain seperti Jakarta. Vica bersama tiga orang lainnya, yakni Soraya, Mia, dan Oky, juga sudah dimintai keterangan oleh kepolisian.
Dari keterangan empat saksi, semuanya mengarah pada aksi penipuan yang dilakukan Selly. "Selly memang tidak mengaku, dia bilang hanya meminjam uang. Itu hak dia. Tapi menurut keterangan saksi saya kira sudah cukup bukti, jadi kami tidak percaya begitu saja," ujar Indra.
Selly (25), janda beranak satu, memang sudah menjadi incaran polisi dan buron sejak Maret 2010. Selly diketahui melancarkan aksi penipuan dengan modus jual beli ponsel dan pulsa di berbagai kota, seperti Bogor, Jakarta, Yogyakarta, hingga tertangkap di Denpasar, Bali.
Nama "Selly Sang Penipu Ulung" pun berkibar di Facebook dan Kaskus, dari situ banyak ketahuan korban terkena penipuan perempuan asal Jakarta Selatan ini. Dalam melancarkan aksinya, Selly menawarkan investasi bisnis pulsa dengan harga sangat murah.
Ia meminta korbannya untuk mengirimkan uang apabila ingin berbisnis pulsa. Setelah uang dikirim, Selly pun hilang bak ditelan bumi membawa kabur uang-uang kiriman tersebut.
Selain menipu dengan modus bisnis pulsa dan ponsel, pada tahun 2009 Selly mengaku sebagai wartawan Kompas dan menipu sampai Rp 30 juta dengan dalih meminjam uang.
Selain di Kompas, Selly dikabarkan bekerja di Hotel Gran Mahakam. Di sana Selly juga beraksi dengan meminjam uang dari teman-teman sekantornya. Dua bulan berkantor di Hotel Gran Mahakam, Selly langsung menghilang membawa kabur uang pinjamannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar