BANYAK hal dapat membuat kaum pria mempertanyakan performanya di tempat tidur, mulai dari bulu dada sampai disfungsi ereksi.
Padahal, tidak semua kecemasan tersebut terbukti beralasan. Menurut situs webmd.com, hal-hal berikut ini sesungguhnya tidak perlu dicemaskan oleh kaum pria:
Bulu dada
Setiap perempuan memiliki pendapat berbeda tentang apa yang dipandang menarik jika menyangkut bulu di tubuh. Tapi, sebuah studi yang dipublikasikan di dalam Archives of Sexual Behavior menemukan, meski tren iklan dan media massa saat ini lebih condong kepada model pria tanpa bulu, kehadiran rambut atau bulu pada tubuh memiliki efek positif terhadap tingkat daya tarik pria di mata kaum perempuan.
Ukuran alat vital
Kebanyakan perempuan tidak menganggap ukuran alat vital pria sebagai sesuatu yang penting. Sebuah penelitian di Belanda yang berfokus pada pertanyaan khusus ini menemukan, hanya 1 persen perempuan yang disurvei mengatakan panjang penis 'sangat penting', dan hanya 20 persen yang menilainya 'penting'. Sebaliknya, sebanyak 22 persen perempuan mengatakan panjang penis benar-benar 'tidak penting', dan 55 persen mengatakan masalah itu 'tidak penting'.
Ereksi
Saat ereksi, rata-rata ukuran alat vital pria adalah 13-15cm panjangnya. Sedangkan dalam keadaan normal, rata-rata panjangnya sekitar 9 sentimeter.
Kepuasan seksual
Meski orgasme merupakan puncak seksual yang diinginkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kepuasan seksual perempuan tidak mengacu kepada orgasme. Pengalaman seksual yang paling memuaskan menurut kaum perempuan mengacu kepada perasaan dicintai, bergairah, senang, terangsang, dan erotis, dengan penekanan terhadap rasa terhubung terhadap seseorang.
Kondom
Sebuah survei nasional di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa penggunaan kondom tidak berpengaruh terhadap kesenangan seksual seseorang.
Ejakulasi dini
Ejakulasi dini merupakan disfungsi seksual yang paling sering dilaporkan oleh kaum pria. Kondisi ini menimpa sekitar 20-30 persen pria dari segala usia. Istilah 'dini' sendiri bersifat subjektif. Tetapi, kebanyakan ahli menganggap ejakulasi sebagai 'prematur' jika terjadi dalam satu atau dua menit setelah penetrasi.
Sejumlah dokter kadang meresepkan obat-obatan atau teknik 'jeda dan remas' untuk membantu pria memperpanjang waktu ejakulasi. Dengan teknik ini, seorang pria menghentikan stimulasi penis saat ejakulasi tampak dekat dan meremas ujung sensitif dari alat vitalnya. Beberapa terapis seks merekomendasikan hubungan intim lebih sering sebagai cara membuat tubuh seorang pria lebih terbiasa dengan kenikmatan seksual, sehingga membantu menunda orgasme.
Orgasme
Sebuah penelitian terhadap 500 pasangan dari lima negara berbeda, termasuk AS, menemukan bahwa rata-rata dibutuhkan waktu sedikit di atas 5 menit bagi seorang pria untuk mencapai orgasme ketika berhubungan intim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar