Jumat, 01 April 2011
Pertempuran Sengit Bakar Pantai Gading
Aksi saling tembak yang melibatkan kelompok pendukung Presiden Alassane Ouattara yang diakui PBB dengan kelompok pendukung Presiden yang kalah dalam pemilu, Laurent Gbagbo, terjadi di ibu kota Pantai Gading, Abidjan, Jumat (1/4).
Sejumlah saksi mata menyebutkan aksi serangan yang terdengar tanpa henti terjadi tidak jauh dari kediaman Gbagbo.
Pendukung Presiden Ouattara dilaporkan berhasil menguasai kantor stasiun televisi pemerintah yang berlokasi di Abidjan.
Sebelumnya, Outtara juga telah memerintahkan pasukannya menutup wilayah perbatasan dan menerapkan jam malam. Sejauh ini pasukan pendukung Outtara telah berhasil menguasai 80% wilayah Pantai Gading.
Militer Pantai Gading yang sebelumnya memberi dukungan kepada Gbagbo tampaknya juga mulai menyerah.
Mereka dilaporkan tidak memberikan perlawanan ketika pendukung Outtara mulai melakukan serangan Senin lalu.
Gbagbo sejauh ini belum menyampaikan keinginannya untuk menyerahkan jabatannya sebagai Presiden sejak ia dinyatakan kalah dalam pemilu yang berlangsung pada November tahun lalu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon sebelumnya telah mengulangi permintaannya kepada Gbagbo untuk menyerahkan kekuasaanya dan membiarkan terjadinya proses transisi institusi di negara tersebut kepada pemegang kekuasaan yang sah saat ini.
Sementara itu Asisten Kementerian Luar Negeri Amerika untuk urusan Africa, Johnnie Carson juga mendesak kedua belah pihak untuk menhentikan serangan dan melindungi warga sipil.
Dia menilai jika aksi kekerasan terus terjadi maka Gbagbo dan istrinya menjadi pihak yang harus bertanggung jawab.
PBB mencatat akibat kerusuhan di Pantai Gading setidaknya 473 orang tewas dan lebih dari 1 juta orang meninggalkan negara itu untuk mengungsi.
Kekisruhan ini juga membawa negara yang dikenal sebagai salah satu penghasil biji kakao terbesar di dunia tersebut kehilangan pemasukan devisa akibat roda perekonomiannya lumpuh. (BBC/OL-3)
mediaindonesia.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar