Kepala kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di kota Mazar-i- Sharif di Afghanistan, selamat dari serangan mematikan pada hari Jumat karena mengaku sebagai Muslim.
Kepala PBB yang dijabat seorang warga Rusia dan namanya tidak diungkap selamat karena ia mengaku Muslim. "Meskipun ia dipukul, mereka membiarkan ia pergi", kata utusan PBB, Staffan de Mistura, kepada wartawan di ibu kota Afghanistan, Kabul. Sabtu (2/4).
Tiga staf Eropa tewas dalam kekerasan massa yang kemudian diklaim oleh Taliban. Mereka yang hilang adalah seorang Swedia, satu Norwegia dan satu lainnya dilaporkan orang Rumania. "Mereka bersembunyi di sebuah ruangan yang aman bersama dengan pejabat Rusia itu," ujar Mistura.
Orang Rusia itu "terpisah karena ketika massa menjebol bunker, yang terlihat pertama adalah dirinya dan yang lain bersembunyi dalam kegelapan. Ia berusaha menarik perhatian mereka (para penyerang) ke padanya," kata utusan itu.
Penyerang itu berbicara dalam bahasa Dari, satu dari dua bahasa resmi Afghanistan, de Mistura menambahkan.
"Ia juga berbicara dalam bahasa itu dan berharap massa tidak melakukan penggeledahan lebih lanjut. Tapi, itu tidak berjalan demikian ... Ketiga orang lain itu dibunuh, satu demi satu," katanya. Empat penjaga asal Nepal juga tewas dalam serangan itu. (Ant/OL-9)
Kepala PBB yang dijabat seorang warga Rusia dan namanya tidak diungkap selamat karena ia mengaku Muslim. "Meskipun ia dipukul, mereka membiarkan ia pergi", kata utusan PBB, Staffan de Mistura, kepada wartawan di ibu kota Afghanistan, Kabul. Sabtu (2/4).
Tiga staf Eropa tewas dalam kekerasan massa yang kemudian diklaim oleh Taliban. Mereka yang hilang adalah seorang Swedia, satu Norwegia dan satu lainnya dilaporkan orang Rumania. "Mereka bersembunyi di sebuah ruangan yang aman bersama dengan pejabat Rusia itu," ujar Mistura.
Orang Rusia itu "terpisah karena ketika massa menjebol bunker, yang terlihat pertama adalah dirinya dan yang lain bersembunyi dalam kegelapan. Ia berusaha menarik perhatian mereka (para penyerang) ke padanya," kata utusan itu.
Penyerang itu berbicara dalam bahasa Dari, satu dari dua bahasa resmi Afghanistan, de Mistura menambahkan.
"Ia juga berbicara dalam bahasa itu dan berharap massa tidak melakukan penggeledahan lebih lanjut. Tapi, itu tidak berjalan demikian ... Ketiga orang lain itu dibunuh, satu demi satu," katanya. Empat penjaga asal Nepal juga tewas dalam serangan itu. (Ant/OL-9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar