PT Pertamina belum dapat memperkirakan kerugian kebakaran di tiga tangki minyak di kilang Cilacap. Saat ini, Pertamina masih memfokuskan pada pemadaman api di tangki 31-T2, 31-T3, dan 31-T7. Kondisi stok bahan bakar minyak sampai saat ini dipastikan aman.
Ditanyakan mengenai kerugian tersebut, VP Corporate Communication Pertamina M Harun menyatakan pihaknya belum melakukan perhitungan. "Tentu kita akan perhitungkan. Saat ini kami masih memfokuskan pada pemadaman di tiga tangki itu ya. Estimasi kerugian nanti pasti akan dihitung bersama insurance juga," ujarnya dihubungi, Minggu (3/4).
Kebakaran di ketiga tangki tersebut memang belum padam. Pemadam kebakaran tengah berupaya memadamkan api menggunakan foam. Kondisi api tangki 31-T2 sudah mengecil, api di tangki 31-T3 sudah mulai berkurang, namun api di tangki 31-T7 yang belakangan ikut tersambar masih fluktuatif. Pertamina menyiapkan persediaan foam untuk memadamkan api sebanyak 42 ton dari berbagai lokasi operasi di sekitar Cilacap.
Di samping upaya pemadaman, Pertamina juga memfokuskan pada upaya pendinginan dengan menggunakan air terhadap tangki 32T-104 yang berada di sebelah Timur tangki 31-T7. Tangki 32T-104 dilokalisasi dengan disemprot air sehingga membentuk tirai air untuk menstabilkan suhu pada tangki tersebut. Upaya tersebut masih ditambah ring water springkler di sekitar tangki yang berfungsi secara otomatis.
Ketiga tangki tersebut berisikan minyak ringan HOMC (high octane mogan component). Jumlah tanki HOMC di kompleks RU IV Cilacap sebanyak 4 unit dengan kapasitas 61.300 KL. HOMC ini berhubungan dengan stok premium bagi sejumlah wilayah. Pertamina memastikan kondisi stok BBM nasional terutama untuk stok premium masih aman.
"Kondisi distribusi premium kita masih aman. Kita siapkan back up 400 ribu barel premium, siap kita injeksikan ke kilang Cilacap. Jadi, distribusi ke Bandung, Padalarang, Boyolali, dan lain-lain sudah kita back up," tukas Harun.
Pada kondisi normal, kilang Cilacap menyuplai BBM ke wilayah Yogyakarta dan Bandung menggunakan pipa melalui terminal lomanis. Menurut Harun, cadangan premium yang disiapkan tersebut akan diinjeksikan ke kilang Cilacap untuk dialirkan lewat pipa yang sama.
Untuk pertimbangan keamanan, pelayanan LPG yang selama ini dipenuhi dari kilang Cilacap telah dialihkan pasokannya, khusus untuk Jawa Tengah bagian barat akan mengambil dari Kilang Balongan sedangkan untuk pasokan Jawa Tengah bagian timur akan mengambil dari Terminal Elpiji Tanjung Emas.
Kondisi stok BBM nasional, volume stok premium, solar, dan kerosen berjumlah 3,2 juta kiloliter sendiri dinilai aman. "Itu sangat cukup," ungkap Harun.
Sementara itu, penyebab kebakaran hingga kini masih belum diketahui. Setelah api padam, kepolisian, pemadam kebakaran, dan pihak Pertamina baru akan menginvestigasi lebih lanjut apa yang menyebabkan kilang yang operasionalnya minim tenaga kerja manusia tersebut bisa terbakar. "Semua dari control room, jarang ada orang. Kita investigasi juga kemungkinan faktor eksternal, kegagalan peralatan, atau kegagalan sistem," jelas Harun.
Sebanyak 80 orang, termasuk pemadam kebakaran dan pekerja Pertamina, tengah berupaya menjinakkan api. Empat buah helikopter Pertamina dan dua helikopter TNI AU siaga berjaga di lokasi. Menteri Perekonomian Hatta Rajasa dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan masih berada di lokasi untuk memimpin langsung penanggulangan kondisi. (*/OL-11)
Ditanyakan mengenai kerugian tersebut, VP Corporate Communication Pertamina M Harun menyatakan pihaknya belum melakukan perhitungan. "Tentu kita akan perhitungkan. Saat ini kami masih memfokuskan pada pemadaman di tiga tangki itu ya. Estimasi kerugian nanti pasti akan dihitung bersama insurance juga," ujarnya dihubungi, Minggu (3/4).
Kebakaran di ketiga tangki tersebut memang belum padam. Pemadam kebakaran tengah berupaya memadamkan api menggunakan foam. Kondisi api tangki 31-T2 sudah mengecil, api di tangki 31-T3 sudah mulai berkurang, namun api di tangki 31-T7 yang belakangan ikut tersambar masih fluktuatif. Pertamina menyiapkan persediaan foam untuk memadamkan api sebanyak 42 ton dari berbagai lokasi operasi di sekitar Cilacap.
Di samping upaya pemadaman, Pertamina juga memfokuskan pada upaya pendinginan dengan menggunakan air terhadap tangki 32T-104 yang berada di sebelah Timur tangki 31-T7. Tangki 32T-104 dilokalisasi dengan disemprot air sehingga membentuk tirai air untuk menstabilkan suhu pada tangki tersebut. Upaya tersebut masih ditambah ring water springkler di sekitar tangki yang berfungsi secara otomatis.
Ketiga tangki tersebut berisikan minyak ringan HOMC (high octane mogan component). Jumlah tanki HOMC di kompleks RU IV Cilacap sebanyak 4 unit dengan kapasitas 61.300 KL. HOMC ini berhubungan dengan stok premium bagi sejumlah wilayah. Pertamina memastikan kondisi stok BBM nasional terutama untuk stok premium masih aman.
"Kondisi distribusi premium kita masih aman. Kita siapkan back up 400 ribu barel premium, siap kita injeksikan ke kilang Cilacap. Jadi, distribusi ke Bandung, Padalarang, Boyolali, dan lain-lain sudah kita back up," tukas Harun.
Pada kondisi normal, kilang Cilacap menyuplai BBM ke wilayah Yogyakarta dan Bandung menggunakan pipa melalui terminal lomanis. Menurut Harun, cadangan premium yang disiapkan tersebut akan diinjeksikan ke kilang Cilacap untuk dialirkan lewat pipa yang sama.
Untuk pertimbangan keamanan, pelayanan LPG yang selama ini dipenuhi dari kilang Cilacap telah dialihkan pasokannya, khusus untuk Jawa Tengah bagian barat akan mengambil dari Kilang Balongan sedangkan untuk pasokan Jawa Tengah bagian timur akan mengambil dari Terminal Elpiji Tanjung Emas.
Kondisi stok BBM nasional, volume stok premium, solar, dan kerosen berjumlah 3,2 juta kiloliter sendiri dinilai aman. "Itu sangat cukup," ungkap Harun.
Sementara itu, penyebab kebakaran hingga kini masih belum diketahui. Setelah api padam, kepolisian, pemadam kebakaran, dan pihak Pertamina baru akan menginvestigasi lebih lanjut apa yang menyebabkan kilang yang operasionalnya minim tenaga kerja manusia tersebut bisa terbakar. "Semua dari control room, jarang ada orang. Kita investigasi juga kemungkinan faktor eksternal, kegagalan peralatan, atau kegagalan sistem," jelas Harun.
Sebanyak 80 orang, termasuk pemadam kebakaran dan pekerja Pertamina, tengah berupaya menjinakkan api. Empat buah helikopter Pertamina dan dua helikopter TNI AU siaga berjaga di lokasi. Menteri Perekonomian Hatta Rajasa dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan masih berada di lokasi untuk memimpin langsung penanggulangan kondisi. (*/OL-11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar