Sabtu, 02 April 2011
Ekspor Papua Turun 66 Persen
Ekspor Papua Januari 2011 turun 66,25% dibanding ekspor Desember 2010, dari US$833,99 juta menjadi US$281,43 juta.
"Penurunan ekspor pada Januari 2011 terutama disebabkan turunnya volume ekspor Bijih Tembaga dan Konsentrat (HS26) sebesar 65,23%," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Djarot Soetanto, di Jayapura, Sabtu (2/4).
Ia mengatakan, pada Januari 2011 tercatat ekspor migas berupa minyak pelumas senilai 0,01 juta dolar yang ditujukan ke Papua Nugini.
Dibanding total ekspor Januari 2010 senilai 237,10 juta dolar, ekspor Januari 2011 meningkat 18,70 persen. Hingga saat ini, bijih tembaga dan konsentrat masih menjadi satu-satunya komoditas ekspor andalan Papua dengan kontribusi mencapai lebih dari 95 persen.
"Naik-turunnya nilai ekspor komoditas tersebut akan sangat mempengaruhitotal ekspor Papua secara keseluruhan," paparnya.
Ia menjelaskan, sektor lain yang perlu digalakkan untuk meningkatkan total ekspor Papua adalah kehutanan dan perikanan karena selama ini golongan kayu dan barang dari kayu (HS44) dan ikan dan Hewan air lainnya (HS03) memberikan andil terbesar kedua dan ketiga terhadap total ekspor Papua.
Sementara ekspor menurut golongan barang HS 2 dijit sebesar 95,83% dari total ekspor Papua pada Januari 2011 adalah berupa bijih tembaga dan konsentrat senilai US$269,68 juta. Nilai tersebut turun 67,22% dibanding Desember 2010 yang mencapai US$833,99 juta.
Penyebab penurunan tersebut adalah berkurangnya volume ekspor HS26 sebesar 65,23%. Ekspor golongan kayu dan barang dari kayu (HS44) pada Januari 2011 senilai US$9,52 juta, lebih dari 90 persennya berupa ekspor tripleks.
Ekspor HS26 pada Januari 2011 naik 13,77% dibanding nilai pada Januari 2010. Meski volume ekspor HS26 turun 7,95 persen, namun kenaikan rata-rata harga ekspor komoditas tersebut yang mencapai 23,59% mampu meningkatkan nilai ekspor HS26.
Sedangkan golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03) yang diekspor pada Januari 2011 hampir seluruhnya berupa beragam ikan laut beku antara lain gulama, layur, dan kakap.
Djarot mengatakan, pada Januari 2011, negara utama yang menjadi tujuan ekspor adalah Spanyol, Filipina dan Jepang senilai US$ 229,58 juta. Hampir seluruh ekspor tersebut berupa HS26.
Ekspor ke negara utama pada Januari 2011 turun 70,57% dibanding nilainya pada bulan sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada ekspor ke negara lain yang turun 4,03% menjadi US$51,86 juta, katanya.
Ekspor ke negara lain dengan nilai terbesar adalah ke China, dengan nilai US$42,48 juta, terdiri atas ekspor konsentrat tembaga senilai US$40,12 juta dan beragam ikan laut beku senilai US$2,19 juta serta hiasan dari kayu senilai US$0,18 juta.
Nilai ekspor ke negara utama pada Januari 2011 naik 8,92% dibanding Januari 2010, kenaikan juga terjadi pada nilai ekspor ke negara lainnya.
Permintaan dari negara-negara Asia dan Eropa terhadap bijih tembaga dan konsentrat (HS26) memang terus meningkat setelah sempat menurun pada 2008 dan 2009 akibat krisis finansial global.
"Ekspor ke Spanyol memberikan andil tertinggi terhadap total ekspor Januari 2011 yang mencapai 56,63 persen dan ekspor negara utama secara keseluruhan memberikan kontribusi 81,57%," paparnya. (Ant/Ol-3)
mediaindonesia.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar