Selasa, 26 April 2011

Perlukah Bank pembangunan di Indonesia?

Indonesia memerlukan bank yang khusus membiayai infrastruktur dalam jangka panjang. Untuk infrastruktur jangka pendek, masih bisa disokong dari pembiayaan perbankan saat ini.

Menurut pengamat Ekonomi Anggito Abimanyu, selama ini masih terdapat ketidakseuaian antara sumber dana dan pembiayaan. Sumber dana bank yang mempunyai jangka pendek tidak cocok digunakan untuk pembangunan infrastruktur dalam jangka panjang. Menurutnya sumber dana infrastruktur ini bisa berasal dari pasar modal dan perbankan.

"Bank tidak mengalokasikan pembiayaan infrastruktur dalam jumlah besar karena mahalnya biaya" ujar dia di Jakarta, Selasa, 26 April 2011.

Indonesia memerlukan bank seperti Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di masa lalu. Anggito saat ini giat membantu reformasi bank pembangunan daerah agar dapat menjadi bank infrastruktur.

Namun, menurut Ketua LPPM Universitas Atma Jaya, A Prasetyantoko, bank-bank besar saat ini masih sanggup membiayai proyek infrastruktur. "Mereka [bank] saat ini mau memberi dana tapi tidak bisa diserap," tuturnya.

Dia menjelaskan, peringkat Indonesia di bidang logistik yang terkait infrastruktur juga masih minim. China memiliki indeks logistik 27, Afrika Selatan 28 dan Malaysia 29, Indonesia masih jauh tertinggal, dengan indeks logistik 75. "Tak mengejutkan pula bila Afrika Selatan masuk jadi salah satu negara kelompok BRIC atau Brazil Rusia India China," tambahnya.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar