Beberapa elemen suporter Indonesia berencana untuk kembali turun ke jalan. Yang mereka suarakan umumnya masih sama, kendati ada beberapa penegasan pada aksi kali ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, rencananya demo tersebut akan berlangsung pada Jumat (25/3/2011). Demo kali ini digelar sebelum berlangsungnya kongres Komite Pemilihan dan Komite Banding yang akan digelar di Pekanbaru, Riau, pada 26 Maret 2011 dan kongres pemilihan Ketua Umum yang akan dihelat pada 29 April.
Ada tiga tuntutan yang bakal disuarakan oleh mereka. Salah satunya adalah penolakan status quo di dalam sepakbola Indonesia, yang menurut mereka sama sekali tak akan membawa kemajuan.
"Yang pertama, kami ingin status quo dilarang memimpin sepakbola Indonesia lagi," ujar Arista Budiyono, salah satu penggiat gerakan suporter ini, kepada detikSport.
"Yang kedua, tangkap dan adili penjahat sepakbola. Dan yang ketiga, kami menuntut keterbukaan akses publik untuk kongres dan informasi di dalam kongres," tukasnya.
Keterbukaan yang dimaksud adalah transparansi mengenai jumlah suara yang beredar selama kongres. Mereka menyebut, selama ini PSSI tak pernah jelas memberitahukannya.
Akhir Februari silam, kelompok suporter juga sempat menduduki kantor PSSI selama beberapa hari. Mereka bahkan berani menyegel kantor yang berada di dalam kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno itu dengan tuntutan agar Nurdin Halid segera turun.
detiksport.com
( roz / rin )
Seperti diberitakan sebelumnya, rencananya demo tersebut akan berlangsung pada Jumat (25/3/2011). Demo kali ini digelar sebelum berlangsungnya kongres Komite Pemilihan dan Komite Banding yang akan digelar di Pekanbaru, Riau, pada 26 Maret 2011 dan kongres pemilihan Ketua Umum yang akan dihelat pada 29 April.
Ada tiga tuntutan yang bakal disuarakan oleh mereka. Salah satunya adalah penolakan status quo di dalam sepakbola Indonesia, yang menurut mereka sama sekali tak akan membawa kemajuan.
"Yang pertama, kami ingin status quo dilarang memimpin sepakbola Indonesia lagi," ujar Arista Budiyono, salah satu penggiat gerakan suporter ini, kepada detikSport.
"Yang kedua, tangkap dan adili penjahat sepakbola. Dan yang ketiga, kami menuntut keterbukaan akses publik untuk kongres dan informasi di dalam kongres," tukasnya.
Keterbukaan yang dimaksud adalah transparansi mengenai jumlah suara yang beredar selama kongres. Mereka menyebut, selama ini PSSI tak pernah jelas memberitahukannya.
Akhir Februari silam, kelompok suporter juga sempat menduduki kantor PSSI selama beberapa hari. Mereka bahkan berani menyegel kantor yang berada di dalam kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno itu dengan tuntutan agar Nurdin Halid segera turun.
detiksport.com
( roz / rin )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar