Pengamat sepak bola, Ari Junaedi, berpendapat, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) suka memelintir fakta terkait sikap induk sepak bola tertinggi di Indonesia itu yang tidak mengakui adanya pertemuan antara Dubes RI untuk Swiss Joko Susilo dan Ketua Umum KONI Rita Subowo dengan Presiden FIFA Joseph "Sepp" Blatter.
"Dari track record PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid selama ini, saya kok lebih meyakini pernyataan Dubes Djoko Susilo. Ingat, dubes adalah wakil pemerintah kita yang sah di luar negeri," tegas Ari saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/3/2011) malam.
Sebelumnya, Joko dan Rita mengaku telah bertemu secara bergantian dengan Sepp Blatter, Selasa (8/3/2011). Joko mengatakan, Blatter melarang Nurdin maju dalam Kongres Pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015. Status Nurdin yang pernah terlibat kriminal dinilai telah melanggar Statuta FIFA.
Sementara, menurut Rita, FIFA juga menolak pencalonan empat calon ketua umum yang dianulir Komite Banding, yakni Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan Goerge Toisutta. Sekjen PSSI Nugraha Besoes menanggapi pernyataan Joko dan Rita sebagai kabar burung.
Nugraha sulit percaya dengan pernyataan itu karena dirinya tidak terlibat dalam pertemuan tersebut. Lagi pula, kata Nugraha, FIFA selalu mengeluarkan rekomendasi setelah melakukan rapat Exco dan tidak pernah ada pendapat pribadi yang dikeluarkan FIFA.
Penyataan Nugraha, kata Ari, merupakan upaya dari PSSI memelintir fakta-fakta yang menjadi kebiasaan sebagian pengurus PSSI. Ari mencontohkan bagaimana PSSI menutup-nutupi surat FIFA pada Juni 2007, yang meminta Nurdin Halid tidak maju sebagai ketua umum PSSI.
"Jadi tidak ada untungnya jika Dubes Djoko berbohong. Justru saya haqul yakin ada oknum di PSSI yang punya hobi memelintir fakta," tandas Ari.
Menurut Ari, fakta yang disampaikan Joko sangat terang benderang. Pasalnya, menurut Ari, ada saksi mata yang mendengarkan percakapan Sepp Blatter dengan Joko, yakni Dubes Brunei Darussalam dan Dubes Thailand.
"Sebaiknya PSSI lebih memfokuskan diri pada persiapan dan tahapan-tahapan kongres seperti ketentuan yang digariskan FIFA, ketimbang meributkan 'pepesan kosong'," tegas Ari.
Sementara itu, PSSI sendiri telah membentuk tim penyusunan draf Komite Banding dan Komite Pemilihan jelang Kongres PSSI pada 26 Maret mendatang. Hal itu berdasarkan rapat anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI pada Selasa (8/3/2011). Exco menunjuk Ibnu Munzir sebagai Ketua Tim Penyusunan dan Joko Driyono sebagai Sekretaris dengan dibantu delapan anggota.
Nugraha menegaskan, tugas Komite Banding dan Komite Pemilihan berdasarkan empat aturan, yakni Statuta FIFA, Electoral Code FIFA, peraturan organisasi untuk melakukan pembentukan kedua komite dan tata caranya, serta mengorganisasi pemilihan pengurus.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar