Senin, 28 Maret 2011

Konsumsi Ikan Dapat Tanggulangi Kerusakan Otak


Orang dewasa yang berusia lanjut yang rutin mengonsumsi ikan mungkin memiliki resiko lebih rendah menderita kerusakan otak secara halus yang memberi sumbangan pada stroke dan lupa ingatan, selama ikan itu tak digoreng, kata beberapa peneliti.

Dalam satu studi yang dilakukan pada 3.660 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas, beberapa peneliti Finlandia mendapati bahwa mereka yang memakan lebih banyak ikan menghadapi resiko lebih kecil untuk memperlihatkan infarct otak "diam-diam" tertentu (daerah kecil jaringan yang telah mati akibat pasokan darah yang tak memadai) pada pemeriksaan MRI.

Kerusakan jaringan itu dipandang berlangsung secara diam-diam, atau subclinical, karena kejadian tersebut tak memperlihatkan gejala nyata dan hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan otak. Namun itu dapat meningkatkan resiko jangka-panjang seseorang untuk terserang stroke atau mengalami lupa ingatan.

Di antara orang dewasa dalam studi saat ini, mereka yang mengatakan mereka menyantap ikan tuna dan ikan lain yang dibakar atau direbus sedikitnya tiga kali per pekan seperempat lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang jarang makan ikan untuk mengalami infarct subclinical otak pada awal studi.

Pemakan ikan juga memiliki kecenderungan lebih kecil untuk terserang infarct baru selama lima pekan berikutnya.

Namun, tak ada manfaat semacam itu jika orang memakan ikan goreng, demikian laporan peneliti tersebut di dalam jurnal Neurology.

Meskipun studi itu tak dapat secara pasti menunjukkan alasan bagi manfaat pada otak, tampaknya asam lemak omega-3 (lemak sehat yang terutama ditemukan pada ikan berminyak) memainkan peran utama, kata Dr. Jyrki K. Virtanen dan rekannya di University of Kuopio.

Ketika para peneliti tersebut memperkirakan konsumsi dua asam lemak utama omega-3 (EPA dan DHA) oleh peserta studi, mereka menemukan hubungan antara konsumsi lebih banyak dan resiko lebih rendah infarct otak secara diam-diam.

Selain itu, kata para peneliti tersebut, kurangnya dampak perlindungan dari ikan yang digoreng mungkin berpangkal dari kenyataan bahwa makanan seperti burger ikan dan potongan ikan secara khusus dibuat dari ikan dengan kandungan omega-3 yang rendah.

Secara keseluruhan, temuan tersebut menambah bukti bahwa ikan yang kaya akan lemak omega-3 (seperti salmon, mackerel dan tuna albacore), mungkin memiliki "manfaat penting kesehatan", tulis para peneliti itu.

"Temuan sebelumnya telah memperlihatkan bahwa ikan dan minyak ikan dapat membantu mencegah stroke, tapi ini adalah salah satu studi yang meneliti dampak ikan pada infarct otak secara diam-diam pada orang lanjut usia yang sehat," kata Virtanen dalam pernyataan tertulis.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai mengapa jenis ikan ini mungkin memiliki dampak perlindungan, tapi asam lemak omega-3 EPA dan DHA tampaknya memiliki peran utama," kata Virtanen.

Infarct otak secara diam-diam dapat meningkatkan resiko seseorang akan penurunan kognitif dan stroke. Sebanyak 30 orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas yang bebas akan infarct diam-diam diperkirakan setidaknya akan terbebas dalam kurun waktu lima tahun.

American Heart Association menyarankan agar semua orang dewasa berusaha memakan sedikitnya dua porsi ikan per pekan, terutama ikan berlemak, demi kesehatan cardiovascular mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar