Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa seseorang yang sering mengalami masalah dengan nyeri punggung kebanyakan disebabkan karena faktor keturunan. Benarkah?
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan di Tel Aviv menyebutkan, sakit punggung ternyata bisa disebabkan faktor genetik atau keturunan.
Seperti dikutip dari Xinhua, Prof Gregory Livshits dari Fakultas Sackler of Medicine mengungkapkan gen ternyata memainkan peran utama dalam masalah sakit punggung, terutama punggung bawah dan kerusakan tulang belakang.
Dalam penelitian selama satu dekade yang dilakukan terhadap 2.500 pasangan kembar identik dan nonidentik, Livshits menemukan dalam satu keluarga keturunan Arab, masalah punggung yang sama diderita semua anggota keluarga, baik yang muda atau yang tua.
"Kembar nonidentik tiga kali lebih mungkin mengalami sakit punggung, sedangkan kembar identik enam kali lebih mungkin memiliki masalah punggung yang sama," ungkap Livshits.
"Adanya kaitan antara sakit punggung dan gen memicu penelitian lebih lanjut dalam menemukan pengobatan yang jauh lebih baik," tambah Livshits yang melakukan penelitian bersama dengan tim ilmuwan dari Kings College, London, yang dipimpin oleh Prof Tim Spector dan Dr Fran Williams.
Guna menyelidiki lebih dalam atas faktor genetik ini, Ivshits dan rekan-rekannya berharap bisa menyatukan para ahli di bidang ini dalam sebuah konsorsium internasional.
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan di Tel Aviv menyebutkan, sakit punggung ternyata bisa disebabkan faktor genetik atau keturunan.
Seperti dikutip dari Xinhua, Prof Gregory Livshits dari Fakultas Sackler of Medicine mengungkapkan gen ternyata memainkan peran utama dalam masalah sakit punggung, terutama punggung bawah dan kerusakan tulang belakang.
Dalam penelitian selama satu dekade yang dilakukan terhadap 2.500 pasangan kembar identik dan nonidentik, Livshits menemukan dalam satu keluarga keturunan Arab, masalah punggung yang sama diderita semua anggota keluarga, baik yang muda atau yang tua.
"Kembar nonidentik tiga kali lebih mungkin mengalami sakit punggung, sedangkan kembar identik enam kali lebih mungkin memiliki masalah punggung yang sama," ungkap Livshits.
"Adanya kaitan antara sakit punggung dan gen memicu penelitian lebih lanjut dalam menemukan pengobatan yang jauh lebih baik," tambah Livshits yang melakukan penelitian bersama dengan tim ilmuwan dari Kings College, London, yang dipimpin oleh Prof Tim Spector dan Dr Fran Williams.
Guna menyelidiki lebih dalam atas faktor genetik ini, Ivshits dan rekan-rekannya berharap bisa menyatukan para ahli di bidang ini dalam sebuah konsorsium internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar