"Itu disebut gerakan tubuh pembawa rasa damai. Seperti halnya anak menghisap ibu jarinya," ujar Janine Driver, Presiden Body Language Institute di Washington, D. C.
"Ketika tangan kita menyentuh wajah, hal tersebut membuat kita seakan-akan berkata kepada diri sendiri 'Tenang, semua aman'. Rasanya seperti ketika ibu kita sedang memeluk dan berkata bahwa kita dapat melaluinya," tambah Driver.
Ia menjelaskan, ketika seseorang menyaksikan peristiwa kecelakaan mengerikan, mendengar kabar buruk atau hal yang tak bisa dipercaya, meletakkan tangan di depan mulut merupakan luapan ekspresi fisik yang menandakan bahwa secara emosional kita tidak bisa menerima hal lain lagi.
Peneliti bahasa tubuh menemukan, tidak semua orang di seluruh dunia menutup mulutnya ketika mereka sedang merasa kaget, takut atau terkejut. Para ahli juga menemukan, kaum Hawa ternyata cenderung lebih sering melakukannya dibandingkan dengan pria.
"Versi yang lebih lembut dari ini adalah ketika seorang pria dalam sebuah ruangan konferensi menempatkan jari telunjuknya pada bibir atau tangan pada dagunya," ujar Driver, yang juga penulis buku You say More Than You Think.
Gerakan lain yang mengungkapkan rasa takut atau terkejut adalah memegang pergelangan tangan, tetapi menurut Driver, gerakan tubuh yang biasa digunakan orang di seluruh dunia ketika merasa takut adalah dengan membuka mulut dalam bentuk oval dan mengangkat kedua alis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar