PARA ilmuwan menemukan bahwa pasien dewasa yang menderita pneumonia lebih cenderung untuk meninggal jika kekurangan vitamin D. Vitamin D diketahui terlibat dalam respons imun bawaan terhadap infeksi.
Tim peneliti di Waikato Hospital dan Universitas Waikato dan Otago mengukur vitamin D dalam sampel darah 112 pasien dewasa. Para pasien tersebut dirawat karena menderita pneumonia saat musim dingin.
Para peneliti menemukan bahwa defisiensi vitamin D terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dalam 30 hari pertama pada pasien yang masuk ke rumah sakit untuk pneumonia.
Hubungan antara kekurangan vitamin D tidak dtentukan oleh faktor umur, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat keparahan dari respons inflamasi sistemik, atau faktor prognosis lainnya.
Para peneliti pun menyimpulkan bahwa meningkatkan vitamin D bisa berkontribusi dalam sistem kekebalan tubuh sekaligus mendorong adanya metode yang lebih baik dalam mencegah atau mengobati pneumonia. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Respirology edisi Mei 2011.
Tim peneliti di Waikato Hospital dan Universitas Waikato dan Otago mengukur vitamin D dalam sampel darah 112 pasien dewasa. Para pasien tersebut dirawat karena menderita pneumonia saat musim dingin.
Para peneliti menemukan bahwa defisiensi vitamin D terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dalam 30 hari pertama pada pasien yang masuk ke rumah sakit untuk pneumonia.
Hubungan antara kekurangan vitamin D tidak dtentukan oleh faktor umur, jenis kelamin, komorbiditas, tingkat keparahan dari respons inflamasi sistemik, atau faktor prognosis lainnya.
Para peneliti pun menyimpulkan bahwa meningkatkan vitamin D bisa berkontribusi dalam sistem kekebalan tubuh sekaligus mendorong adanya metode yang lebih baik dalam mencegah atau mengobati pneumonia. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Respirology edisi Mei 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar