Kamis, 12 Mei 2011

Merakit Ponsel Ke China

Persaingan merek HP lokal ketat. Untuk memenangkan pasar, produsen handset terus meningkatkan promosi. Pemilik merek IMO memilih dunia pendidikan untuk meningkatkan brand awarness. Tak hanya mengenalkan produk, mahasiswa dilatih bisa membuat ponsel sendiri.

Ilustrasi Handphone

Persaingan bisnis telepon selular (ponsel) kian sengit. Tak hanya dengan produk-produk pabrikan besar luar negeri, produsen ponsel lokal juga harus berebut pasar dengan sesama merek lokal. Tak heran jika saat ini banyak produsen handset ponsel lokal gencar melakukan promosi untuk menarik pembeli. Selain menggunakan media masa, baik cetak dan elektronik, mereka juga menggandeng dunia pendidikan.

Seperti yang dilakukan produsen ponsel merek IMO, PT Konten Indomedia Pratama. Produsen handset yang banyak menyasar segmen pasar C, D, dan E ini telah bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan sekolah untuk memasarkan produknya, baik ponsel maupun PC tablet.

Sarwo Wiguno Wargono, Presiden Direktur PT Konten Indonesia Pratama, mengatakan, pihaknya telah menggandeng Universitas Gunadarma dan Bina Sarana Informatika (BSI). "Ke depan, kami juga akan menggandeng universitas lain, seperti ITB, ITS, dan UI," tambahnya.

Wujud kerja sama yang mereka jalin adalah dengan mengirim mahasiswa ke pabrik produksi IMO di China untuk merakit dan mengembangkan handset-nya sesuai dengan keinginan dan imajinasi mereka. Nantinya produk hasil pengembangan mahasiswa itu akan diperkenalkan ke perguruan tinggi masing-masing untuk kemudian dijual ke mahasiswa.

Tak hanya memproduksi handset, nantinya mahasiswa yang dikirim ke China juga akan mengembangkan aplikasi pendidikan yang memudahkan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar-mengajar. "Ada aplikasi khusus, sehingga bahan-bahan ajar dan tutorial bisa dimasukkan di sana," ujarnya.

I Made Wiryana, Kordinator Kerjasama Luar Negeri Universitas Gunadarma berharap, mahasiswanya tidak hanya belajar, namun juga mampu merakit produk berkualitas kelas dunia. "Mahasiswa kami akan menjadi techno entereprenur," tambah Made.

Sebanyak 16 mahasiswa teknologi informasi dan teknologi elektro tingkat akhir akan berangkat ke China. Mereka akan belajar mendesain, menguji produk, dan menciptakan sebuah produk HP.

"Mereka mulai berangkat Juni nanti dan belajar selama 4 bulan," katanya. Seluruh mahasiswa tidak akan dikenakan biaya dan mendapatkan beasiswa penuh.

Bagi IMO sendiri, selain untuk meningkatkan brand awarness IMO di mata mahasiswa, program ini juga diharap bisa menjembatani jurang antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia industri terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi.

Apalagi dalam waktu dekat perusahaan ini akan memindahkan line produksi handset-nya dari China ke dalam negeri dengan menggandeng perusahaan BUMN, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar