"Namanya saja tim normalisasi, tugas utamanya adalah menormalisasi situasi di PSSI. Yang perlu diingat, kami ber-delapan dibawah kepemimpinan Pak Agum, hanya menjalankan roda organisasi sementara saja, sampai tugas kami menyelenggarakan pemilihan kepengurusan selesai," kata Sukawi Sutarip, Kamis (7/4/2011) di kantornya Semarang.
Sampai saat ini, seluruh kebijakan dan langkah Tim Normalisasi sudah berada di track yang benar, khususnya dalam persiapan pelaksanaan pemilihan Ketua nanti. Adapun model kerja tim normalisasi bersifat kolektif kolegial, dan tidak ada pembagian yang sifatnya khusus.
"Misalnya yang membidangi perwasitan, membidangi kompetisi, dan lain-lain, semuanya dilakukan secara kolektif. Kami sadar bahwa peran kami adalah sementara dan tugas utamanya adalah mengawal transisi PSSI ke arah yang lebih baik, lebih transparan seperti yang dikehendaki FIFA," kata Sukawi.
Ketua Pengprov Jawa Tengah itu juga menyebutkan bahwa semua komunikasi dan korespondensi dengan FIFA saat ini sudah langsung dengan Tim Normalisasi PSSI. Namun, tim tersebut tidak serta merta membuang semua warisan Nurdin Halid. "Misalnya karyawan yang mengerjakan tugas-tugas teknis kesekretariatan. Bagi yang kontrak kerjanya belum habis tetap kami pekerjakan, sepanjang mereka mau. Jadi tidak terus putus semuanya gitu," kata Sukawi.
Komunikasi dengan pengurus PSSI yang dibekukan Menegpora dan FIFA juga masih dilakukan, meskipun tidak mendetail dan strategis. Tim Normalisasi saat ini sedang mempersiapkan pertemuan dengan Liga Primer Indonesia (LPI), Badan Liga Indonesia (BLI) dan stakeholder sepakbola nasional.
Pertemuan yang rencananya berlangsung sebelum tahap pendaftaran ketua tersebut diharapkan mampu menelorkan formula untuk mengakomodir seluruh potensi sepakbola nasional, termasuk LPI. "Semua kami lakukan demi merah putih," tambahnya.
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar