Pemerintah Australia mengeluarkan travel warning kepada warganya menyusul dugaan tertangkapnya tersangka pengeboman Bali, Umar Patek, di Pakistan. Australia mengatakan tertangkapnya Patek akan memicu serangan teroris di Indonesia yang mengancam keselamatan warga asing.
Seperti dimuat di laman Australian Associated Press, Jumat, 1 April 2011, tertangkapnya Patek akan membuat beberapa tokoh teroris di Indonesia keluar dari sarangnya. Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan para teroris ini kemungkinan akan melakukan serangan balas dendam.
Pada serangan teror, yang menjadi targetnya kebanyakan adalah warga Asing, terutama wisatawan Barat. Pada pengeboman di sebuah klab malam di Bali 2002 silam, 202 orang tewas, kebanyakan adalah warga Australia.
"Berita penangkapan Umar Patek di Pakistan, warga negara Indonesia yang terlibat pada beberapa serangan teror, akan meningkatkan resiko kekerasan di negara tersebut dalam waktu dekat," ujar Kemlu Australia dalam pernyataannya.
"Pada beberapa kesempatan, ketika seorang tokoh ekstrimis tertangkap atau terbunuh, selalu ada respon keras dari para pendukungnya, termasuk tindakan kekerasan."
Kemlu Australia mengatakan bahwa serangan teroris kemungkinan akan dilakukan di tempat keramaian yang merupakan titik kumpul para warga asing. Diduga serangan akan terjadi di Jakarta atau Bali, terutama di klab malam, bar, restoran, hotel dan bandara.
Serangan ini dapat terjadi kapan saja, oleh karena itu Kemlu Australia memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Indonesia.
Umar Patek, 40, adalah salah satu buronan nomor wahid di Asia tenggara, Australia, dan Amerika Serikat, akibat aktivitas teror yang dilakukannya di beberapa negara.
Patek merupakan tokoh dari kelompok militan Jemaah Islamiyah, yang memiliki hubungan dengan jaringan al-Qaeda. Dia diyakini mendapatkan pelatihan di Afghanistan dan Pakistan pada tahun 80 dan 90an. (umi)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar