Pulau Bali, andalan pariwisata Indonesia, jadi sasaran kritik tajam. Dalam artikel "Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes" yang dimuat Majalah TIME, diungkap sisi lain wajah Bali -- yang kotor, macet, dan banyak kriminalitas.
Menanggapi hal itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik mengatakan, timbunan sampah di Bali bukan persoalan serius yang perlu dibesar-besarkan. "Itu karena ada angin, ada sampah dari laut datang, kotor, dan itu sekarang dibersihkan, besok juga sudah bersih kok," kata Jero, di Istana Merdeka, Rabu 6 April 2011
Jero menjelaskan, sampah yang bertebaran di Pantai Kuta dibawa aliran sungai yang bermuara ke sana. "Kebetulan banyak turis di situ jadi dia merasa kotor," kata Jero
Dia mengatakan, tumpukan sampah itu bukan untuk pertama kalinya terjadi."Sering terjadi di Kuta, kalau anginnya kencang," ucapnya. Bahkah, kata dia, sebelumnya pernah ditemukan ikan mati di pantai Kuta. Namun itu bisa diselesaikan dalam waktu dua hari."Tidak usah takut," kata dia
Jero Wacik mengklaim, tim kebersihan selalu siaga menangani persoalan tumpukan sampah tersebut. "Begitu ada sampah banyak turun langsung dibersihkan," katanya.
Menurut dia, adanya berita soal sampah yang dimuat majalah Time tersebut tidak berimplikasi pada jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia."Itu hanya gangguan kecil," kata dia
Sejauh ini, kata Jero, tidak ada angka penurunan turis asing. "Yang turun hanya turis Jepang yang kemari, itu karena recovery kehidupannya (pasca tsunami)," kata Jero
Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku sedang mencari solusi untuk mengatasi permasalahan di Bali. "Masa surga banyak sampah, tidak benar itu. Harusnya surga itu nyaman, sejuk, asri, tak ada orang kelaparan, tidak ada yang miskin dan sakit berlebihan," kata dia. "Kemudian, banyak turis yang kecopetan, macet dan orangnya tak ramah lagi. Marah-marah terus. Bagaimana bisa dibilang Pulau Surga," sesalnya. (SJ)• VIVAnews
Menanggapi hal itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik mengatakan, timbunan sampah di Bali bukan persoalan serius yang perlu dibesar-besarkan. "Itu karena ada angin, ada sampah dari laut datang, kotor, dan itu sekarang dibersihkan, besok juga sudah bersih kok," kata Jero, di Istana Merdeka, Rabu 6 April 2011
Jero menjelaskan, sampah yang bertebaran di Pantai Kuta dibawa aliran sungai yang bermuara ke sana. "Kebetulan banyak turis di situ jadi dia merasa kotor," kata Jero
Dia mengatakan, tumpukan sampah itu bukan untuk pertama kalinya terjadi."Sering terjadi di Kuta, kalau anginnya kencang," ucapnya. Bahkah, kata dia, sebelumnya pernah ditemukan ikan mati di pantai Kuta. Namun itu bisa diselesaikan dalam waktu dua hari."Tidak usah takut," kata dia
Jero Wacik mengklaim, tim kebersihan selalu siaga menangani persoalan tumpukan sampah tersebut. "Begitu ada sampah banyak turun langsung dibersihkan," katanya.
Menurut dia, adanya berita soal sampah yang dimuat majalah Time tersebut tidak berimplikasi pada jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia."Itu hanya gangguan kecil," kata dia
Sejauh ini, kata Jero, tidak ada angka penurunan turis asing. "Yang turun hanya turis Jepang yang kemari, itu karena recovery kehidupannya (pasca tsunami)," kata Jero
Sebelumnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengaku sedang mencari solusi untuk mengatasi permasalahan di Bali. "Masa surga banyak sampah, tidak benar itu. Harusnya surga itu nyaman, sejuk, asri, tak ada orang kelaparan, tidak ada yang miskin dan sakit berlebihan," kata dia. "Kemudian, banyak turis yang kecopetan, macet dan orangnya tak ramah lagi. Marah-marah terus. Bagaimana bisa dibilang Pulau Surga," sesalnya. (SJ)• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar