Jumat, 01 April 2011

Kota Inflasi Tertinggi di Pulau Jawa


Sepanjang Maret lalu, Badan Pusat Statistik mencatat deflasi sebesar 0,32 persen. Namun, sejumlah kota masih mengalami inflasi.

Catatan BPS, di Pulau Jawa, laju inflasi tertinggi terjadi di Yogyakarta, yaitu 0,21 persen. Lalu disusul Tegal dan Surabaya masing-masing 0,20 dan 0,17 persen.

Badan Pusat Statistik Yogyakarta menyatakan pulau Jawa dengan 23 kota yang dipantau perkembangannya tercatat 3 kota mengalami inflasi dan 20 lainnya mengalami deflasi. "Yogyakarta merupakan kota dengan inflasi tertinggi," kata Kepala BPS Yogyakarta Suharno, Jumat, 1 April 2011

Untuk laju deflasi terbesar di Pulau Jawa kata Suharno berada di Kota Tangerang dan Surakarta sebesar 0,80 persen dan terendah di Kota Jakarta, Bogor, Bandung, dan Sumenep masing-masing 0,01 persen.

Meski inflasi Yogyakarta tertinggi di Pulau Jawa, tetapi dibandingkan kota lain di Indonesia, laju inflasi Yogyakarta masih kalah dengan laju inflasi di Kota Palu (0,67 persen), Maumere (0,57 persen), dan Ternate (0,46 persen).

Lebih lanjut Suharno menyatakan anomali musim dan bencana alam pascaerupsi Merapi masih menjadi faktor yang mempengaruhi ekonomi Yogyakarta dan kebijakan pemerintah yang masih mengambang.

Indikasi ini menurut dia tercermin dari hasil pemantauan harga-harga di seluruh wilayah Yogyakarta pada Maret lalu. "Indeks pada laju inflasi pada Maret ini mencapai 126,6," katanya.

Suharno menambahkan dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang menyumbang angka inflasi, enam diantaranya mengalami kenaikan.

Kelompok itu adalah bahan makanan yang mengalami kenaikan 0,47 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,21 persen, kelompok sandang naik 0,63 persen, kelompok kesehatan naik 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,11 persen, dan kelompok transportasi,komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,28 persen.

Sebaliknya kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami oenurunan 0,01 persen. "Komoditas yang mengalami kenaikan harga hingga menyumbang inflasi tinggi adalah telur ayam ras dan jeruk yang masing-masing menyumbang 9,99 persen dan 12,74 persen," kata Suharno.

Selain itu bawang putih yang naik 6,93 persen membrikan andil 0,08 persen terhadap laju inflasi. Begitu pula kenaikan harga emas yang mencapai 1,81 persen menyumbang 0,03 persen. Kenaikan bahan lain yang menyumbang inflasi adalah, batu bata, kacang panjang, sawi hijau, tempe, sepeda motor, dan mobil.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil negatif adalah beras dan cabe rawit yang turun masing masing 2,55 persen dan 27,19 persen memberikan andil 0,09 persen.

Harga bahan lain yang turun dan memberi andil negatif adalah gula pasir, daging ayam ras, dan tomat sayur.

VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar