Rabu, 06 April 2011

Ba'asyir-Ubaid-Haris Terlacak Satu Area


Berdasarkan analisis forensik dari tiga ponsel yang disita dari tiga terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir, Ubaid, dan Abdul Haris, ketiganya pernah berada dalam area yang sama di daerah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada 7 Februari 2010.

"Nomor ketiganya berada satu area yang sama di sekitar Pejaten pada pukul 19.05 sampai 20.58 WIB," ucap AKBP Slamet Uliadi, Kepala Bagian Monitoring IT Polri, saat bersaksi di sidang Ba'asyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (6/4/2011).

Slamet dihadirkan jaksa penuntut umum sebagai ahli. Ia mengatakan, pihaknya diminta penyidik untuk menganalisis perjalanan ponsel yang disita anggota Densus 88 Anti Teror Polri saat penangkapan. Empat nomor terakhir yang dipakai Ba'asyir adalah 1144, Ubaid 3443, dan Haris 7775.

Slamet menjelaskan, nomor Ba'asyir pada tanggal 4 Februari 2010 pukul 17.00 masih berada di Boyolali, Jawa Tengah. Lalu, pada pukul 18.00, ia sudah berada di daerah Jakarta Barat. Melihat selang waktu yang hanya satu jam, Slamet meyakini bahwa Ba'asyir bergerak dengan pesawat.

Pada tanggal 8 Februari 2010 antara pukul 07.00 dan 09.00, kata Slamet, ponsel Ba'asyir berada di daerah Narogong, Bekasi. Saat itu, Haris juga berada di posisi yang sama dengan Ba'asyir.

Lalu, dia menambahkan, pada pukul 17.18 di hari yang sama, ponsel Ba'asyir berada di Tangerang. "Pukul 19.19, ia sudah berada di Boyolali. Ini kami analisis bahwa perpindahan dengan pesawat," paparnya sambil memperlihatkan perpindahan dengan Google Map.

Adapun perjalanan ponsel milik Ubaid yakni tanggal 9 Januari 2010 berada di Madiun, 14 Januari 2010 di Surakarta, 16 Januari 2010 di Tasikmalaya dan Bandung. "Lalu ponsel bergerak ke Lampung, Riau, Medan, dan 21 Januari 2010 sudah di Aceh. Satu hari sebelum pertemuan di Pejaten tanggal 7 Februari, Ubaid sudah berada di Pamulang," ungkapnya.

Seperti diberitakan, dalam dakwaan, Ubaid melaporkan perkembangan pelatihan militer di Aceh kepada Ba'asyir pada 7 Februari 2010 di Kantor Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) di Pejaten. Ikut hadir Haris dan Ziyad. Saat itu, Ubaid menunjukkan rekaman video pelatihan bersenjata ke Ba'aysir.

Saat itu juga, Ubaid menyerahkan surat titipan dari Abu Yusuf, pimpinan pelatihan. Surat itu berisi permintaan tambahan senjata, permintaan Ba'asyir meninjau lokasi, dan rencana pembentukan Tandzim Al Qoidah Serambi Mekkah.

Keesokan harinya, Ba'asyir mengajak Ubaid dan Haris ke rumah Hariyadi Usman di Narogong, Bekasi, yang merupakan salah satu donatur. Saat itu, Ubaid mempertontonkan rekaman pelatihan ke Hariyadi sebagai bentuk pertanggungjawaban uang sebesar Rp 150 juta yang telah diberikan.
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar