Kamis, 03 Maret 2011

Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu cabang atletik yang termasuk dalam nomor lempar. Pada olahraga atletik tolak peluru dilakukan dengan menolakkan atau melemparkan sebuah beban yang disebut peluru. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya antara lain:
•    untuk senior putra seberat 7,25 kg;
•    untuk senior putri seberat 4 kg;
•    untuk junior putra seberat 5 kg; dan
•    untuk junior putri seberat 3 kg.
Olahraga ini bertujuan untuk mencapai tolakan sejauh mungkin. 

Sejarah Lempar Peluru
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari dua ribu tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut cannon balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event Olimpiade Modern asli yang diadakan di Athena, Yunani, tahun 1896.



Lapangan Tolak Peluru
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 meter. Lingkaran tolak peluru terbuat dari besi, baja, atau bahan lain yang cocok dilengkungkan. Tebal besi lingkaran minimal 6 mm dan harus dicat putih.  Di bagian atas lingkaran besi yang menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan dan kiri lingkaran dibuatkan garis sepanjang 5 cm. Garis ini dibuat dari cat atau kayu.
Bagian dalam lingkaran lapangan dibuat dari semen, aspal, atau bahan lain yang padat, namun tidak licin. Permukaan dalam lingkaran harus datar antara 20 mm sampai 6 mm, lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Selain itu, terdapat pula balok penahan yang umumnya terbuat dari kayu. Panjang balok tersebut adalah 1,21 - 1,23 m dan memiliki ketebalan 9,8-10,2 cm.


Teknik Tolak Peluru
  • Cara memegang
Bola peluru diletakkan pada ujung telapak tangan, akar jari-jari tangan. Jari telunjuk, jari tengah, dan kelingking merupakan titik-titik utama untuk membantu lemparan. Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak tergelincir. Peluru harus berada dekat leher hingga waktu penolakan.
  • Persiapan menolak
Kondisi tangan kanan memegang peluru yang ditempelkan pada bahu. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping, sedangkan tangan kiri upayakan rileks di samping kiri badan. Tangan kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan.
Ketika akan menolak atau melempar, siku harus setinggi mungkin dan mengikuti terus di belakang peluru. Pada saat peluru sudah dilepaskan, jangan sekali-kali membiarkan lengan tertuju di bawah peluru atau terburu-buru ditarik. Kedua kaki usahakan sejajar, menghadap ke arah sasaran lemparan dan jarak antara kaki lebih lebar sedikit dari lebar pinggul.
  • Tolakan berdiri
Posisi saat menolak harus ditekankan pada kaki karena kaki bagian yang terkuat dari tubuh. Kaki kanan diletakkan di muka batas belakang lingkaran. Sementara kaki kiri berada di samping kiri selebar badan dan segaris dengan arah lemparan. Pada saat seluruh badan menghadap ke arah tolakan, dengan cepat peluru itu ditolakan sekuat-kuatnya ke depan ke arah tolakan. Jalannya tolakan harus lurus dan sudut lemparannya maksimal 40 derajat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar